Inikah Akhir
Inikah akhir zaman? banyak dari kita dibenturkan dengan diri kita yang lain, kita adalah manusia kita juga banyak dibenturkan dengan manusia lain karena kita beda agama, gender, jabatan, ormas, politik..
selalu saja ada dikotomi antar sesama manusia, masalah yang aku pikirkan hari ini adalah sebuah cuitan di twitter, tentang seorang atau 2 saya lupa, yang sudah berumur 70 an memperkosa anak belasan tahun, miris sekali memang, tapi itulah dunia, pernahkah kau menduga bahwa kasus tersebut bisa membuat orang menyalahkan pemakaian hijab, ya dia menyiyir Jilbabin aja pelakunya cadarin, saya sedikit paham memang, bahwa mereka sebenarnya sangat sayang terhadap anak itu, tapi mereka seolah olah tidak merelakan hijab atas diri mereka sebagai perempuan, jadi kata lainnya ga guna hijab cadar mah emang dasar laki lakinya bangsat. intinya gitu lah ya, ini kacamata gua.
yah sebenernya gua mengakui bahwa memang ketika wanita berhijab, itu tidak bisa menolak mereka dari syahwat lelaki 100%, artinya hanya meminimalisir.
dan ga fair kalo kita ga nyuruh para lelaki menghijab hatinya dari kebusukan syahwat.
maka inilah dunia, harus diri kita ini masing masing untuk menjaga itu semua, bukan hanya wanita saja yang menjaga, kasian dong, kita sebagai lelaki juga seharusnya lebih menghijabi diri kita ini.
tapi ada beberapa perkara juga yang mengganggu pikiran, tentang apakah mungkin sebenarnya kejadian kejadian seperti makin marak disebabkan lebih beragamnya dan terupdatenya video bokep, ini kacamataku, karena memang sepertinya kasus ini makin banyak, atau memang dari dulu sudah banyak cuma tidak terekspos, yah mungkin sih, tapi tau dari mana sedangkan itu tidak terkspos, mungkin dari fakta pengadilan atau sebagainya, yah tapi perasaanku zaman sekarang memang lebih gila dibanding waktu saya Smp, saya duduk dibangku Smp sudah mengenal dunia perbokepan bahkan sejak Sd, tapi yang menjadi miris adalah, ntar ntar, gua sering tapi merasa miris, yah intinya gua juga kadang masih mikir generasi setelah gua gimana yak, lanjut, sering merasa miris karena ternyata dulu bokep ga seupdate sekarang, dulu gua nunggu minggu depan bokepnya masih sama, sekarang hitungan jam selalu berubah ubah, artinya adanya kemunduran, dulu orang indo ga ada yang main jadi pemeran video bokep, sekarang twitter contohnya, indo udah banyak, artinya perlu adanya batasan, untuk meminimalisir kasus kasus seperti itu, boleh dikatakan kita telah diserang secara mental oleh musuh musuh kita, kita selalu terfokus hal hal berbau porno, gua aja kali yak, bukan kita, tapi kebanyakan kita lah, saya takut 50 tahun lagi, ketika saya 70 tahun, saya akan menjadi pelaku seperti yang ada dikasus tersebut, jika itu memang terjadi, gua ga bisa juga menyalahkan sepenuhnya video video tersebut 100%, dasar guanya aja, tapi setidaknya tanpa adanya video itu mungkin ada beberapa % kemungkinan gua ga melakukan hal tersebut.
didunia ini memang tidak ada yang disalahkan 100%, jalaludin rumi juga pernah menulis, "temukan satu keburukan saja yang benar benar tidak ada secuil kebaikan pun, kau tidak akan menemukannya" gua lupa tekstualnya, tapi gini konteksnya, bahkan zina pun, kareba bisa jadi itu untuk memberi anaknya yang kelaparan.
saya hanya berpesan, jangan sering kau menyalahkan siapapun, karena kita sebenarnya memiliki kontribusi atas kesalahan itu, walau 0,0000000001%,
mungkin kita tidak pernah merangkul teman yang butuh cinta, lalu ia bunuh diri, itu mungkin menjadi kontribusi beberapa persen dia melakukan bunuh diri, kita harus sepakat itu salah, tapi kita tidak berlarut menyalahkan, maka seharusnya kita bersama sama dengan kepala dingin mencari solusi, itu contoh aja tadi, solusinya apa?, yaa untuk tidak membiarkan hal ini terjadi lagi, dan mungkin membantu seseorang atau bahkan keluarga yang ditinggalkannya walau keluarga itu tidak pernah memberi cinta, rumit memang kata kata gua, gua kadang juga ga paham apa yang gua tulis, padahal ini diotak masih muter pen bahas apa.
kembali lagi, kita harus selalu memperbaiki bukan menyalahkan, kalau tau itu salah, ya bantu..
nah tapi kadang kita menganggap itu salah dan orang itu menganggap biasa aja, nah menghadapi orang seperti ini, kalo gua sebenernya pengen banget dia itu jadi sepikiran sama gua, jatuhnya memaksakan kehendak sih, cuma kan dipandangan gua itu salah, jadi dihati terdalam gua, gua pengen dia itu menjadi benar, karena gua jujur sebenernya gua ga mau dia selalu melakukan kesalahan, ini subjektif sih, cuma ketika itu memang malah menjadikan permusuhan ada baiknya diulur, jadi lebih baik lu cari yang sama pemikiran sama orang itu, untuk merajut ikatan persaudaraan manusianya, gua juga kadang masih bingung sama hal berkaitan antar agama, atau bahkan sesama agama, bukan bingung ke agamanya itu, tapi lebih ke orang orang yang ada didalamnya, dipandangan gua agama udah jelas, kok banyak orang memutar mutar sebuah logika padahal ga perlu, karena udah simple banget kok, kayak kasus awal tadi, padahalkan ya udah, 70 tahun itu jelas salah, tapi gua ga senengnya kok malah bawa bawa hijab, yang secara pandangan gua itu hal wajib, gitulahya, selalu seolah olah ada orang yang menyalahkan perempuan itu karena tidak pake hijab, ga... gua berpendapat hijab wajib tapi ketika ada kasus itu gua ga nyalahin perempuan karena ga make hijab, ga make hijab salah tapi bukan berati ia pantas diperkosa!! nah akhirnya ini kata yang menggambarkan imajinasi gua, secara kacamata gua ini yak, ya kalo dia non islam ya dia ga salah dong,masih dipemakaian hijab. cuma kalo mau lebih lebar lagi,.. yaa kalo non islam di kacamata gua udah salah dalam beribadah, cuma kan itu kacamata gua sebagai muslim, mereka juga pasti berpikiran sama, karena kita domba yang tersesat bagi umat kristen.
kebenaran gua bintanng gua, jangan sampe bintang lu ga keliatan, karena coba kau lihat bintang dilangit sana, fokuskan pada satu bintang, maka bintang lain hilang, kebenaran nampak seperti itu. carilah bintang yang paling terang, dan menurutku Islam yang paling terang, terserah apa bagimu itu, ingat!! jangan sampe hilang sinarnya
Komentar
Posting Komentar